Kekurangan WMS SKU dibanding WMS Item-Level

Kekurangan WMS SKU Dibanding WMS Item Level 

 

Warehouse Management System (WMS) adalah salah satu elemen penting dalam mengelola operasional gudang secara efisien. WMS dapat digunakan untuk berbagai tingkat manajemen inventori, termasuk pada level SKU (Stock Keeping Unit) maupun level item. Meskipun WMS berbasis SKU cukup umum digunakan, pendekatan ini memiliki sejumlah kekurangan jika dibandingkan dengan WMS berbasis item level. Artikel ini akan membahas kekurangan WMS SKU dan mengapa WMS item level mungkin menjadi solusi yang lebih baik dalam beberapa situasi. 

 

Pengertian WMS SKU dan WMS Item Level 

WMS SKU berfokus pada pengelolaan inventori berdasarkan unit SKU. SKU adalah kode unik yang digunakan untuk mengidentifikasi produk tertentu, termasuk variannya seperti warna atau ukuran. Pendekatan ini cocok untuk gudang dengan produk yang memiliki variasi terbatas atau dengan kebutuhan pencatatan sederhana. 

WMS Item Level, di sisi lain, melangkah lebih jauh dengan melacak setiap unit item secara individu. Sistem ini memungkinkan identifikasi yang lebih spesifik, sering kali menggunakan teknologi seperti barcode, RFID, atau sistem serialisasi. 

 

 

Kekurangan WMS SKU Dibanding WMS Item Level 

 

Keterbatasan dalam Pelacakan Detail 

Dalam WMS SKU, produk dilacak berdasarkan kelompok SKU tanpa memisahkan unit individual. Hal ini menyulitkan untuk melacak item secara spesifik, terutama jika ada kebutuhan untuk mengetahui lokasi atau status setiap unit. 

WMS item level memungkinkan pelacakan yang lebih rinci hingga ke level unit individu, yang sangat berguna untuk kebutuhan traceability, audit, dan pengelolaan pengembalian. 

 

Kesulitan dalam Manajemen Serialisasi 

WMS SKU tidak dirancang untuk mendukung manajemen serialisasi. Dalam industri seperti farmasi, otomotif, atau elektronik, pelacakan serial number sangat penting untuk mematuhi regulasi dan memastikan kualitas produk. 

WMS item level memungkinkan pencatatan dan pelacakan serial number secara otomatis, sehingga lebih sesuai untuk kebutuhan ini. 

 

Kurangnya Akurasi  

WMS SKU jika diimplementasikan dengan barcode, maka setiap barang dengan SKU sama akan memiliki barcode yang sama pula. Hal ini memungkinkan scan 1 kali dan input qty seperti di supermarket. 

Hal ini sangat rentan terhadap human error, dalam hal ini salah melihat atau salah input qty. 

Saya pernah mengalami hal seperti ini:  saya membeli 10 pcs pasta gigi merk “P” dengan size 3 size besar dan 7 size kecil. Kasir scan size besar 1 kali dan input qty = 10. Maka saya menerima struk 10 pasta gigi size besar semua! Hal ini dapat terjadi setiap hari dan tidak tergantung siapa kasirnya. 

Sistem WMS Item-level menjadi solusi dari masalah ini. 

  

Keterbatasan dalam Mendukung Strategi FEFO dan FIFO

First Expired, First Out (FEFO) dan First In, First Out (FIFO) adalah strategi penting dalam manajemen gudang, terutama untuk produk yang memiliki tanggal kedaluwarsa. WMS SKU tidak dapat secara efektif mendukung strategi ini karena tidak melacak tanggal masuk atau kedaluwarsa pada tingkat item. 

WMS item level memungkinkan pencatatan tanggal masuk dan kedaluwarsa setiap unit, sehingga strategi FEFO dan FIFO dapat diimplementasikan dengan lebih akurat. 

 

Sulit Mengelola Produk dengan Variasi Kompleks 

Produk dengan variasi kompleks seperti pakaian (dengan ukuran dan warna yang berbeda) sering kali sulit dikelola menggunakan WMS SKU. Pendekatan ini hanya mencatat informasi pada level SKU tanpa memperhatikan perbedaan setiap unit. 

WMS item level mampu mencatat dan mengelola informasi pada setiap unit produk, sehingga lebih fleksibel untuk menangani variasi tersebut. 

 

Kurang Mendukung Sistem Picking yang Canggih 

Sistem picking seperti pick-to-light atau voice picking membutuhkan data yang sangat spesifik tentang lokasi dan identitas item. WMS SKU hanya memberikan informasi generik, yang dapat memperlambat proses picking. 

Dengan WMS item level, informasi yang lebih spesifik tersedia, sehingga proses picking menjadi lebih cepat dan akurat. 

Potensi Kehilangan Data Saat Pengiriman atau Penerimaan 

Dalam proses pengiriman atau penerimaan, identifikasi yang tidak akurat dapat menyebabkan kesalahan seperti pengiriman barang yang salah atau kehilangan barang. WMS SKU hanya mencatat jumlah unit berdasarkan SKU tanpa memverifikasi unit individu. 

WMS item level dapat memverifikasi setiap unit selama proses pengiriman dan penerimaan, sehingga mengurangi risiko kesalahan. 

 

Tidak Cocok untuk Industri dengan Kebutuhan Kepatuhan Ketat 

Industri seperti farmasi, makanan, dan minuman sering kali memiliki regulasi ketat yang mengharuskan pelacakan unit individu untuk keperluan audit dan keamanan produk. WMS SKU tidak memenuhi kebutuhan ini. 

WMS item level dirancang untuk memenuhi persyaratan tersebut, sehingga lebih sesuai untuk industri dengan standar kepatuhan yang tinggi. 

 

 

Studi Kasus: Implementasi WMS SKU vs. WMS Item Level 

 

Industri Farmasi 

Sebuah perusahaan farmasi menggunakan WMS SKU untuk mengelola inventori. Mereka menghadapi masalah dalam melacak batch produk yang ditarik dari pasar karena tidak memiliki data detail pada level item. 

Setelah beralih ke WMS item level, perusahaan dapat melacak setiap unit obat berdasarkan batch dan serial number, mempermudah proses penarikan produk. 

 

Industri Ritel 

Sebuah retailer besar awalnya menggunakan WMS SKU untuk mengelola produk dengan variasi ukuran dan warna. Kesalahan sering terjadi selama proses picking, menyebabkan ketidakpuasan pelanggan. 

Dengan WMS item level, retailer dapat memastikan bahwa setiap pesanan diambil dengan akurat sesuai spesifikasi pelanggan. 

 

 

Kapan WMS SKU Tetap Relevan? 

Meskipun memiliki sejumlah kekurangan, WMS SKU tetap relevan dalam beberapa situasi, seperti: 

Gudang dengan produk homogen yang tidak memerlukan pelacakan individu. 

Operasi gudang skala kecil dengan kebutuhan manajemen inventori sederhana. 

Bisnis yang mengutamakan efisiensi biaya dan tidak memiliki kebutuhan regulasi ketat. 

 

 

Kesimpulan 

WMS SKU memiliki kelebihan dalam kesederhanaan dan biaya implementasi yang lebih rendah, namun kekurangan dalam hal fleksibilitas, akurasi, dan kemampuan pelacakan membuatnya kurang cocok untuk operasi gudang yang kompleks atau industri dengan kebutuhan regulasi ketat. Di sisi lain, WMS item level menawarkan solusi yang lebih lengkap dan efisien untuk mengelola inventori pada tingkat unit individu. Dengan memahami perbedaan ini, perusahaan dapat memilih sistem yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.